Argumen
adalah debat dan diskusi mengenai sebuah isu. Penting diingat, argumen yang
dituturkan dengan amarah hanya menghasilkan situasi sama-sama kalah. Terkadang
juga sulit untuk menyatakan kita tidak setuju mengenai opini orang lain tanpa
membuat orang tersebut tersinggung. Berikut 12 tips untuk menyatakan
ketidaksetujuan dengan baik:
1. Beritahu manfaat dari ide yang kita sampikan kepada orang
lain yang meragunakan opini kita
2. Dengarkan dan pahami prespektif orang lain
3. Mulai argument ketidakasetujuan dengan “saya” bukan “anda”
4. Bertuturlah dengan lembut, seperti:
“saya menghargai pandangan anda atas..”, “saya mengerti
kekawatiran anda, tetapi..”
5. Bersikap sopan, jangan menggunakan kata sarkasme atau humor
menghina
6. Hindari kata “tetapi” dan “namun”, ganti dengan :
“bagaimana dengan sudut pandang ini..”
“bandingkan ide itu dengan ide ini..”
“coba kita juga membahas..”
7. Perkuat opini dengan bukti yang relevan dan nyata
8. Jangan menyudutkan dan mempermalukan pihak lawan (tahan
emosi)
9. Jika berhadapan dengan orang yang sensitif dengan kritikan,
pertama pujilah argumennya lalu bertanya mengenai bagian yang tidak kita
setuju. Dengan bertanya bukan
mengkritik, kita menggiring mereka untuk berpikir dan tidak menimbulkan rasa
benci
10. Jangan memaksakan solusi, tetapi buat mereka memikirkan
solusi dan membuat keputusan sendiri, contoh jangan katakan perkerjaan mereka
berantakan, tetapi beritau standar kerja yang baik dan bertanya apa yang bisa
mereka lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut
11. Beri dukungan dan bantuan kepada orang lain, serta ungkapkan
kepercayaan anda kepada mereka
12. Beri masukkan yang membangun
Sebaliknya,
jika kita adalah pihak yang mendapatkan masukan, bersikaplah:
1. Tenangkan diri dan dengarkan
2. Terbukalah dengan saran orang
3. Percaya bahwa orang yang mengkritik memiliki maksud baik
4. Jangan beralasan, tetapi berikan fakta yang ada
5. Berterima kasih
Di
dalam sebuah organisasi/kelompok/dimana saja argumen mengenai masalah sering
terjadi. Jika masalah pernah terjadi di masa lalu, menggunakan solusi pada
waktu itu bisa berguna. Namun, jika keadaan sudah berbeda, solusi tersebut bisa
tidak berhasil dan diperlukan analisis baru. Tahap-tahapnya:
1. Klarifikasi masalah (masalah sebenarnya)
Contoh : produk A bersaing dengan produk B.
Di masa lalu masalah : penjualan produk A menurun
solusi
: memasang iklan lebih gencar dari produk B (berhasil)
di masa sekarang masalah : penjualan produk A menurun
solusi
: memasang iklan lebih gencar dari produk B (gagal!)
Masalah
sebenarnya: produk B memberi insentif kepada pengecer
2. Penyebab masalah
Bedakan “masalah” dengan “gejala”
Contoh : sakit gatal-gatal (ini gejala), masalah sebenarnya
alergi makanan tertentu
sakit flu (ini gejala), masalah bisa karena
kecapekan atau tidak enak badan
3. Opsi solusi
Buka pikiran, jadilah kreatif, tanyalah orang-orang yang
berhubungan dengan masalah dan orang-orang yang terlibat saat solusi dijalankan
4. Solusi terbaik
Buat daftar yang bersifat wajib untuk solusi tersebut dan
daftar untuk hal-hal yang bersifat tidak wajib
5. Keputusan dan tindakan
Masing-masing anggota harus punya bagian
6. Menindaklanjuti
Follow up dan evaluasi apakah penerapan solusi sudah
maksimal atau dibutuhkan solusi lain